Memahami Segmentation, Targeting, Positioning (STP) sangat penting dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Sebagai seorang influencer, memahami karakteristik dan kebutuhan target pasar adalah kunci untuk menjadi sukses dalam membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen. Dalam blog ini, kita akan membahas secara rinci tentang STP dan bagaimana pengaruhnya dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Mari kita mulai dengan memahami apa itu STP dan mengapa hal tersebut penting bagi influencer.
Sebelum melanjutkan penjelasan Segmentation, Targeting, Positioning Dalam Influencer berikut link dari sesi 2
Segmentation,
Targeting, dan Positioning (STP) adalah tiga konsep penting dalam pemasaran.
Secara garis besar, STP dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Segmentasi: Memecah pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan yang sama.
- Targeting: Memilih kelompok-kelompok tertentu dari segmen pasar untuk
dijadikan target pemasaran, berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran
pasar, potensi pertumbuhan, dan keuntungan yang dihasilkan.
- Positioning: Membangun citra merek atau produk dalam benak konsumen,
sehingga dapat membedakan diri dari pesaing dan memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Dalam STP, perusahaan melakukan
segmentasi pasar untuk memahami pasar mereka dengan lebih baik, memilih target
pasar yang paling menarik dan strategis, dan mengembangkan posisi merek yang
kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang diinginkan. STP adalah salah
satu pendekatan strategis yang membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi
pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keuntungan dan memenuhi
kebutuhan konsumen.
Segmentasi
pasar merupakan proses untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil dan lebih terfokus berdasarkan karakteristik, kebutuhan, dan perilaku
konsumen. Dalam bisnis influencer, segmentasi pasar menjadi sangat penting
karena dapat membantu para influencer memahami lebih baik siapa target pasar
mereka dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Berikut adalah beberapa ide
segmentasi pasar untuk bisnis influencer:
- Berdasarkan demografi: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan
usia, jenis kelamin, pendapatan, dan lokasi geografis. Misalnya, para
influencer dapat memilih untuk fokus pada konsumen wanita usia 18-24 tahun
yang tinggal di kota-kota besar.
- Berdasarkan minat: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan minat
dan hobi konsumen. Misalnya, influencer yang fokus pada perjalanan dan
gaya hidup dapat memilih untuk menargetkan konsumen yang memiliki minat
yang sama.
- Berdasarkan perilaku: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan
perilaku konsumen seperti kebiasaan belanja online atau offline, frekuensi
belanja, atau jenis produk yang dibeli. Misalnya, influencer yang fokus
pada produk kecantikan dapat menargetkan konsumen yang aktif mencari
produk kecantikan baru dan berganti-ganti merek.
- Berdasarkan nilai: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan nilai
yang dianut konsumen, seperti lingkungan atau sosial. Misalnya, influencer
yang fokus pada lingkungan dapat menargetkan konsumen yang peduli dengan
isu lingkungan dan membeli produk yang ramah lingkungan.
Dalam bisnis influencer, memahami
dan memilih segmen pasar yang tepat sangat penting untuk mencapai keberhasilan
dalam membangun koneksi dengan audiens dan mempromosikan merek atau produk.
Setelah melakukan segmentasi pasar, influencer dapat memilih target pasar yang
paling menarik dan strategis untuk dijadikan fokus pemasaran mereka dan
mengembangkan posisi merek yang kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang
diinginkan.
Setelah
melakukan segmentasi pasar, selanjutnya adalah menentukan target pasar atau
kelompok konsumen yang akan dijadikan fokus pemasaran. Dalam bisnis influencer,
targeting sangat penting karena akan memastikan bahwa konten yang dibuat dapat
menarik minat dan relevan bagi konsumen yang diinginkan, sehingga dapat
mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Berikut adalah beberapa ide
targeting untuk bisnis influencer:
- Menargetkan kelompok konsumen yang memiliki minat dan kebutuhan yang
sesuai dengan niche atau topik tertentu yang dikuasai influencer.
- Menargetkan kelompok konsumen dengan karakteristik demografis atau
geografis yang spesifik seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, lokasi
geografis, dan lain sebagainya.
- Menargetkan kelompok konsumen yang sudah mengenal dan memiliki
hubungan yang baik dengan influencer, misalnya para pengikut atau
subscribers.
- Menargetkan kelompok konsumen yang aktif di media sosial dan sering
berinteraksi dengan influencer, seperti mereka yang sering meninggalkan
komentar atau like pada konten yang dibuat.
- Menargetkan kelompok konsumen yang sudah menggunakan atau tertarik
pada produk atau merek tertentu yang dipromosikan oleh influencer.
Dalam menentukan target pasar,
penting untuk memastikan bahwa target pasar yang dipilih sesuai dengan niche
dan karakteristik influencer. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan potensi
pasar yang ada, sehingga dapat memaksimalkan potensi penghasilan dan efektivitas
promosi. Setelah menentukan target pasar, influencer dapat mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
tersebut.
selanjutnya
adalah menentukan positioning atau posisi yang ingin dicapai oleh influencer
dalam pikiran konsumen. Positioning dalam bisnis influencer adalah upaya untuk
memposisikan diri sebagai sumber informasi, pemikir, atau pengambil keputusan
dalam topik tertentu yang dianggap penting oleh target pasar.
Berikut adalah beberapa ide
positioning untuk bisnis influencer:
- Menjadi ahli di bidang tertentu, sehingga konsumen akan menganggap
influencer sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya.
- Menjadi inspirator atau role model bagi konsumen, sehingga mereka
merasa terdorong untuk mengikuti gaya hidup atau membeli produk yang
direkomendasikan oleh influencer.
- Menjadi kreator atau produsen konten yang kreatif dan inovatif,
sehingga konsumen akan menganggap influencer sebagai sumber informasi yang
menarik dan menghibur.
- Menjadi penghubung atau jembatan antara merek atau produk dengan
konsumen, sehingga konsumen merasa lebih dekat dengan merek atau produk
yang dipromosikan oleh influencer.
- Menjadi advokat atau pembela suatu isu atau nilai tertentu yang
dianggap penting oleh konsumen, sehingga mereka merasa terlibat dan
mempercayai influencer sebagai pemimpin dalam isu tersebut.
Dalam menentukan positioning,
penting untuk mempertimbangkan niche dan karakteristik influencer, serta nilai
dan kebutuhan target pasar. Influencer dapat mengembangkan konten yang
konsisten dengan positioning yang dipilih, sehingga dapat membangun citra dan
reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen.
Dengan menerapkan STP dengan
baik, influencer dapat membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran
konsumen. Influencer dapat membangun hubungan yang erat dengan pengikutnya dan
menginspirasi mereka untuk mengadopsi gaya hidup atau membeli produk yang
direkomendasikan oleh influencer. Sebagai hasilnya, bisnis influencer dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi influencer dan merek yang bekerja sama dengan mereka. Namun, perlu diingat bahwa STP bukanlah
satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan bisnis influencer. Influencer
juga harus terus mengembangkan konten yang menarik dan relevan, serta membangun
relasi yang baik dengan merek dan pengikut mereka. Dengan begitu, bisnis
influencer dapat terus berkembang dan sukses di masa depan.