Minggu, 16 April 2023

Segmentation, Targeting, Positioning Dalam Influencer

Memahami Segmentation, Targeting, Positioning (STP) sangat penting dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Sebagai seorang influencer, memahami karakteristik dan kebutuhan target pasar adalah kunci untuk menjadi sukses dalam membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen. Dalam blog ini, kita akan membahas secara rinci tentang STP dan bagaimana pengaruhnya dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Mari kita mulai dengan memahami apa itu STP dan mengapa hal tersebut penting bagi influencer.

Sebelum melanjutkan penjelasan Segmentation, Targeting, Positioning Dalam Influencer berikut link dari sesi 2


Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) adalah tiga konsep penting dalam pemasaran. Secara garis besar, STP dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Segmentasi: Memecah pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik dan kebutuhan yang sama.
  2. Targeting: Memilih kelompok-kelompok tertentu dari segmen pasar untuk dijadikan target pemasaran, berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, potensi pertumbuhan, dan keuntungan yang dihasilkan.
  3. Positioning: Membangun citra merek atau produk dalam benak konsumen, sehingga dapat membedakan diri dari pesaing dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dalam STP, perusahaan melakukan segmentasi pasar untuk memahami pasar mereka dengan lebih baik, memilih target pasar yang paling menarik dan strategis, dan mengembangkan posisi merek yang kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang diinginkan. STP adalah salah satu pendekatan strategis yang membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan konsumen.

 


Segmentasi pasar merupakan proses untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih terfokus berdasarkan karakteristik, kebutuhan, dan perilaku konsumen. Dalam bisnis influencer, segmentasi pasar menjadi sangat penting karena dapat membantu para influencer memahami lebih baik siapa target pasar mereka dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Berikut adalah beberapa ide segmentasi pasar untuk bisnis influencer:

  1. Berdasarkan demografi: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, dan lokasi geografis. Misalnya, para influencer dapat memilih untuk fokus pada konsumen wanita usia 18-24 tahun yang tinggal di kota-kota besar.
  2. Berdasarkan minat: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan minat dan hobi konsumen. Misalnya, influencer yang fokus pada perjalanan dan gaya hidup dapat memilih untuk menargetkan konsumen yang memiliki minat yang sama.
  3. Berdasarkan perilaku: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan perilaku konsumen seperti kebiasaan belanja online atau offline, frekuensi belanja, atau jenis produk yang dibeli. Misalnya, influencer yang fokus pada produk kecantikan dapat menargetkan konsumen yang aktif mencari produk kecantikan baru dan berganti-ganti merek.
  4. Berdasarkan nilai: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan nilai yang dianut konsumen, seperti lingkungan atau sosial. Misalnya, influencer yang fokus pada lingkungan dapat menargetkan konsumen yang peduli dengan isu lingkungan dan membeli produk yang ramah lingkungan.

Dalam bisnis influencer, memahami dan memilih segmen pasar yang tepat sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam membangun koneksi dengan audiens dan mempromosikan merek atau produk. Setelah melakukan segmentasi pasar, influencer dapat memilih target pasar yang paling menarik dan strategis untuk dijadikan fokus pemasaran mereka dan mengembangkan posisi merek yang kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang diinginkan.

 

Setelah melakukan segmentasi pasar, selanjutnya adalah menentukan target pasar atau kelompok konsumen yang akan dijadikan fokus pemasaran. Dalam bisnis influencer, targeting sangat penting karena akan memastikan bahwa konten yang dibuat dapat menarik minat dan relevan bagi konsumen yang diinginkan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

Berikut adalah beberapa ide targeting untuk bisnis influencer:

  1. Menargetkan kelompok konsumen yang memiliki minat dan kebutuhan yang sesuai dengan niche atau topik tertentu yang dikuasai influencer.
  2. Menargetkan kelompok konsumen dengan karakteristik demografis atau geografis yang spesifik seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, lokasi geografis, dan lain sebagainya.
  3. Menargetkan kelompok konsumen yang sudah mengenal dan memiliki hubungan yang baik dengan influencer, misalnya para pengikut atau subscribers.
  4. Menargetkan kelompok konsumen yang aktif di media sosial dan sering berinteraksi dengan influencer, seperti mereka yang sering meninggalkan komentar atau like pada konten yang dibuat.
  5. Menargetkan kelompok konsumen yang sudah menggunakan atau tertarik pada produk atau merek tertentu yang dipromosikan oleh influencer.

Dalam menentukan target pasar, penting untuk memastikan bahwa target pasar yang dipilih sesuai dengan niche dan karakteristik influencer. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan potensi pasar yang ada, sehingga dapat memaksimalkan potensi penghasilan dan efektivitas promosi. Setelah menentukan target pasar, influencer dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.

 

selanjutnya adalah menentukan positioning atau posisi yang ingin dicapai oleh influencer dalam pikiran konsumen. Positioning dalam bisnis influencer adalah upaya untuk memposisikan diri sebagai sumber informasi, pemikir, atau pengambil keputusan dalam topik tertentu yang dianggap penting oleh target pasar.

Berikut adalah beberapa ide positioning untuk bisnis influencer:

  1. Menjadi ahli di bidang tertentu, sehingga konsumen akan menganggap influencer sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya.
  2. Menjadi inspirator atau role model bagi konsumen, sehingga mereka merasa terdorong untuk mengikuti gaya hidup atau membeli produk yang direkomendasikan oleh influencer.
  3. Menjadi kreator atau produsen konten yang kreatif dan inovatif, sehingga konsumen akan menganggap influencer sebagai sumber informasi yang menarik dan menghibur.
  4. Menjadi penghubung atau jembatan antara merek atau produk dengan konsumen, sehingga konsumen merasa lebih dekat dengan merek atau produk yang dipromosikan oleh influencer.
  5. Menjadi advokat atau pembela suatu isu atau nilai tertentu yang dianggap penting oleh konsumen, sehingga mereka merasa terlibat dan mempercayai influencer sebagai pemimpin dalam isu tersebut.

Dalam menentukan positioning, penting untuk mempertimbangkan niche dan karakteristik influencer, serta nilai dan kebutuhan target pasar. Influencer dapat mengembangkan konten yang konsisten dengan positioning yang dipilih, sehingga dapat membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen.


       Dengan menerapkan STP dengan baik, influencer dapat membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen. Influencer dapat membangun hubungan yang erat dengan pengikutnya dan menginspirasi mereka untuk mengadopsi gaya hidup atau membeli produk yang direkomendasikan oleh influencer. Sebagai hasilnya, bisnis influencer dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi influencer dan merek yang bekerja sama dengan mereka. Namun, perlu diingat bahwa STP bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan bisnis influencer. Influencer juga harus terus mengembangkan konten yang menarik dan relevan, serta membangun relasi yang baik dengan merek dan pengikut mereka. Dengan begitu, bisnis influencer dapat terus berkembang dan sukses di masa depan.

Senin, 10 April 2023

Analisa Vrio

 

Sebagai pemain dalam bisnis, kita harus memiliki keunggulan kompetitif yang kuat agar dapat bertahan dan sukses di tengah-tengah persaingan yang ketat. Salah satu cara untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif kita adalah dengan melakukan analisis VRIO. Dalam analisis VRIO, kita mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal bisnis untuk menentukan apakah mereka berpotensi memberikan keunggulan kompetitif. Mari kita bahas lebih lanjut tentang analisis VRIO dan bagaimana ia dapat membantu kita memperkuat posisi kompetitif bisnis kita.

Analisis VRIO adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal suatu bisnis. VRIO adalah singkatan dari Value (Nilai), Rarity (Kelangkaan), Imitability (Keimitasian), dan Organization (Organisasi).

1. Value (Nilai)

Nilai dalam analisis VRIO merujuk pada nilai tambah yang diberikan oleh sumber daya atau kemampuan bisnis terhadap produk atau layanan. Dalam bisnis, nilai dapat dilihat dari produk atau layanan yang ditawarkan. Oleh karena itu, bisnis harus mengevaluasi produk atau layanan yang ditawarkan dan menentukan apakah produk atau layanan tersebut memiliki nilai tambah dan apakah dapat memenuhi kebutuhan target pasar.

  1. Rarity (Kesenjangan)

Kesenjangan dalam analisis VRIO merujuk pada sumber daya atau kemampuan yang unik dan sulit ditiru oleh pesaing. Dalam bisnis, hal ini dapat dilihat dari teknologi yang dimiliki, hak kekayaan intelektual, atau jaringan distribusi yang unik. Oleh karena itu, bisnis harus memastikan bahwa sumber daya atau kemampuan yang dimilikinya sulit ditiru oleh pesaing, sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitif.

  1. Imitability (Dapat Ditiru)

Dapat ditiru dalam analisis VRIO merujuk pada kemampuan pesaing untuk meniru sumber daya atau kemampuan bisnis. Dalam bisnis, pesaing dapat meniru produk atau layanan yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, atau jaringan distribusi yang dibangun. Oleh karena itu, bisnis harus terus memperbarui produk atau layanan, teknologi, atau jaringan distribusi agar sulit ditiru oleh pesaing.

  1. Organization (Organisasi)

Organisasi dalam analisis VRIO merujuk pada kemampuan bisnis untuk mengelola sumber daya atau kemampuan dengan efektif. Dalam bisnis, hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk mengelola karyawan, waktu, atau keuangan dengan efektif. Oleh karena itu, bisnis harus memiliki sistem manajemen yang baik untuk memastikan bahwa sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Dalam analisis VRIO, setiap sumber daya atau kemampuan bisnis dianalisis berdasarkan keempat kriteria VRIO. Sumber daya atau kemampuan yang memenuhi keempat kriteria dianggap sebagai sumber daya atau kemampuan yang berharga, langka, sulit ditiru, dan dapat diorganisasikan dengan baik (disebut sebagai sumber daya atau kemampuan yang "berharga, langka, sulit ditiru, dan dapat diorganisasikan" atau "VRIO resources and capabilities"). Sumber daya atau kemampuan yang tidak memenuhi salah satu atau lebih kriteria dianggap tidak berharga atau tidak memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis.

Dalam mengaplikasikan analisis VRIO, bisnis dapat menggunakan hasil analisis untuk mengevaluasi potensi sumber daya dan kemampuan baru atau eksisting, serta mengembangkan strategi untuk memanfaatkan sumber daya dan kemampuan yang berharga, langka, sulit ditiru, dan dapat diorganisasikan dengan baik dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan kinerja bisnis.

Analisis VRIO dapat membantu bisnis dalam mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal yang dimilikinya, serta memahami keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Dengan menggunakan analisis VRIO, bisnis dapat memahami bagaimana sumber daya dan kemampuan internalnya berkontribusi terhadap keunggulan kompetitif dan kinerja bisnis. Beberapa kegunaan umum dari analisis VRIO antara lain:

 

  1. Mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang penting dan berharga bagi bisnis: Dengan mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang penting dan berharga bagi bisnis, bisnis dapat mengembangkan strategi untuk memanfaatkan dan meningkatkan penggunaan sumber daya dan kemampuan tersebut.
  2. Mengevaluasi keunggulan kompetitif bisnis: Dengan mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang unik dan sulit ditiru, bisnis dapat memahami bagaimana keunggulan kompetitif dibangun dan dikembangkan.
  3. Memperoleh wawasan tentang strategi pesaing: Dengan memahami sumber daya dan kemampuan pesaing, bisnis dapat mengembangkan strategi untuk menghadapi pesaing dan mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
  4. Mengembangkan strategi pengembangan bisnis: Dengan memahami sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dan potensi sumber daya dan kemampuan baru, bisnis dapat mengembangkan strategi untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan kinerjanya.
  5. Memahami kelemahan dan kekuatan bisnis: Dengan mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal, bisnis dapat memahami kelemahan dan kekuatan internalnya dan mengembangkan strategi untuk memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan kekuatan.

Dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan memperkuat keunggulan kompetitif, analisis VRIO dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi bisnis dalam mengevaluasi dan memanfaatkan sumber daya dan kemampuan internal yang dimilikinya.

Analisis VRIO dapat digunakan dalam bisnis influencer untuk mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal yang dimilikinya, serta memahami keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Berikut adalah implementasi analisis VRIO dalam bisnis influencer:

1.      Value (Nilai)

Nilai dalam analisis VRIO merujuk pada nilai tambah yang diberikan oleh sumber daya atau kemampuan bisnis terhadap produk atau layanan. Dalam bisnis influencer, nilai dapat dilihat dari konten yang diproduksi. Oleh karena itu, bisnis influencer harus mengevaluasi konten yang dihasilkan dan menentukan apakah konten tersebut memiliki nilai tambah dan apakah dapat memenuhi kebutuhan target audiens.

  1. Rarity (Kesenjangan)

Kesenjangan dalam analisis VRIO merujuk pada sumber daya atau kemampuan yang unik dan sulit ditiru oleh pesaing. Dalam bisnis influencer, hal ini dapat dilihat dari keunikan personal branding dan cara berinteraksi dengan audiens. Oleh karena itu, bisnis influencer harus memastikan bahwa personal branding yang dibangun berbeda dan sulit ditiru oleh pesaing, sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitif.

  1. Imitability (Dapat Ditiru)

Dapat ditiru dalam analisis VRIO merujuk pada kemampuan pesaing untuk meniru sumber daya atau kemampuan bisnis. Dalam bisnis influencer, pesaing dapat meniru konten yang dihasilkan atau cara berinteraksi dengan audiens. Oleh karena itu, bisnis influencer harus terus memperbarui konten dan cara berinteraksi dengan audiens agar sulit ditiru oleh pesaing.

4.      Organization (Organisasi)

Organisasi dalam analisis VRIO merujuk pada kemampuan bisnis untuk mengelola sumber daya atau kemampuan dengan efektif. Dalam bisnis influencer, hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk mengelola waktu, konten, dan audiens dengan efektif. Oleh karena itu, bisnis influencer harus memiliki sistem manajemen yang baik untuk memastikan bahwa sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Dengan menerapkan analisis VRIO dalam bisnis influencer, bisnis dapat memahami sumber daya dan kemampuan internal yang dimilikinya, serta mempertahankan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, analisis VRIO dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi bisnis influencer dalam meningkatkan kinerja dan memperkuat keunggulan kompetitifnya.

 Analisis VRIO dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk mengevaluasi sumber daya dan kemampuan internal bisnis. Melalui analisis VRIO, bisnis dapat memahami keunggulan kompetitifnya dan mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan untuk memperkuat posisi kompetitifnya. Dalam menerapkan analisis VRIO, bisnis harus memperhatikan nilai tambah yang ditawarkan oleh produk atau layanan, serta mengevaluasi sumber daya dan kemampuan yang sulit ditiru oleh pesaing. Selain itu, bisnis juga harus terus memperbarui produk atau layanan, teknologi, atau jaringan distribusi agar sulit ditiru oleh pesaing.

Terakhir, organisasi bisnis juga harus efektif dalam mengelola sumber daya dan kemampuan yang dimilikinya. Dengan menerapkan sistem manajemen yang baik, bisnis dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya dan kemampuan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, bisnis dapat menerapkan analisis VRIO dengan baik untuk memperkuat keunggulan kompetitifnya dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

 


Analisa swot untuk analisis lingkungan bisnis influencer



SWOT sangat diperlukan dalam menilai kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta menilai kesempatan-kesempatan eksternal maupun tantangan-tantangan yang dihadapi. 'Jogiyanto (2005:46) "

 

sebelum memulai blog analisis lingkungan dalam bisnis dengan swot, berikut ini ialah link blog analisa vrio

https://cloudvia.blogspot.com/2023/04/analisa-vrio.html

 

Analisis SWOT adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis. Analisis SWOT dapat membantu bisnis dalam merumuskan strategi bisnis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis.

SWOT adalah singkatan dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Keempat komponen ini masing-masing mewakili aspek-aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

  • Kekuatan (Strengths): Merupakan faktor-faktor internal yang menguntungkan dan membedakan bisnis dari pesaingnya. Contoh kekuatan bisnis bisa termasuk kualitas produk yang tinggi, reputasi yang baik, sumber daya manusia yang berkualitas, dan keunggulan biaya produksi yang rendah.
  • Kelemahan (Weaknesses): Merupakan faktor-faktor internal yang merugikan dan membedakan bisnis dari pesaingnya. Contoh kelemahan bisnis bisa termasuk kurangnya inovasi, kualitas produk yang buruk, sistem manajemen yang lemah, atau biaya produksi yang tinggi.
  • Peluang (Opportunities): Merupakan faktor-faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis untuk meningkatkan kinerja. Contoh peluang bisa termasuk pertumbuhan pasar yang cepat, teknologi baru, atau perubahan dalam regulasi yang menguntungkan.
  • Ancaman (Threats): Merupakan faktor-faktor eksternal yang dapat merugikan kinerja bisnis. Contoh ancaman bisa termasuk pesaing yang kuat, perubahan regulasi yang merugikan, atau penurunan permintaan pasar.

Setelah mengidentifikasi keempat faktor dalam analisis SWOT, bisnis dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengatasi kelemahan dan mengambil peluang, sambil tetap memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya dan menghadapi ancaman yang muncul.

               Berikut dalam analisis lingkungan bisnis influencer, SWOT dapat membantu Anda mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis Anda.

Penjelasan tentang setiap elemen dalam analisis SWOT untuk analisa lingkungan bisnis influencer:

  1. Kekuatan (Strengths): Ini adalah faktor-faktor internal positif yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis influencer Anda. Ini bisa termasuk kemampuan Anda untuk menghasilkan konten yang menarik dan kreatif, jangkauan sosial media yang besar, reputasi yang baik, dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan sponsor.
  2. Kelemahan (Weaknesses): Ini adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis influencer Anda. Ini bisa termasuk kurangnya pengalaman, kurangnya pengetahuan tentang tren terbaru di media sosial, kurangnya waktu untuk mengelola konten dengan baik, dan kurangnya sumber daya.
  3. Peluang (Opportunities): Ini adalah faktor-faktor eksternal positif yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis influencer Anda. Ini bisa termasuk ketersediaan sponsor yang lebih banyak, meningkatnya minat pada produk atau jasa tertentu, atau adanya peluang untuk berkolaborasi dengan influencer lain atau merek.
  4. Ancaman (Threats): Ini adalah faktor-faktor eksternal negatif yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis influencer Anda. Ini bisa termasuk peningkatan persaingan, perubahan tren yang cepat, regulasi yang lebih ketat terkait iklan di media sosial, dan adanya berita negatif tentang Anda atau merek Anda.

Setelah memahami faktor-faktor SWOT untuk bisnis influencer Anda, Dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif. Misalnya, Anda dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengejar peluang baru atau memperbaiki kelemahan Anda untuk mengatasi ancaman. Dalam keseluruhan, analisis SWOT dapat membantu Anda merencanakan langkah-langkah strategis yang dapat membantu Anda mencapai kesuksesan dalam bisnis influencer.

Kesimpulannya, analisis SWOT dapat memberikan gambaran tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam bisnis influencer. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, influencer dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan bisnis mereka. Karna melalui analisis SWOT, influencer dapat mengidentifikasi kekuatan mereka dalam menghasilkan konten yang menarik dan kreatif, memiliki jangkauan sosial media yang besar, reputasi yang baik, dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan sponsor.

Namun, influencer juga harus memperhatikan kelemahan mereka seperti kurangnya pengalaman, kurangnya pengetahuan tentang tren terbaru di media sosial, kurangnya waktu untuk mengelola konten dengan baik, dan kurangnya sumber daya. Dalam hal peluang, influencer harus mengambil manfaat dari ketersediaan sponsor yang lebih banyak, meningkatnya minat pada produk atau jasa tertentu, atau adanya peluang untuk berkolaborasi dengan influencer lain atau merek. Sedangkan, dalam menghadapi ancaman seperti peningkatan persaingan, perubahan tren yang cepat, regulasi yang lebih ketat terkait iklan di media sosial, dan adanya berita negatif tentang Anda atau merek Anda, influencer harus memiliki strategi untuk mengatasi hal ini.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor SWOT dalam bisnis influencer, influencer dapat membuat keputusan strategis yang tepat, meningkatkan kekuatan mereka, memperbaiki kelemahan mereka, mengejar peluang baru, dan mengatasi ancaman yang muncul di lingkungan bisnis.


Pemasaran Digital

Digital marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan platform dan kanal digital untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek. Hal...