Minggu, 16 April 2023

Segmentation, Targeting, Positioning Dalam Influencer

Memahami Segmentation, Targeting, Positioning (STP) sangat penting dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Sebagai seorang influencer, memahami karakteristik dan kebutuhan target pasar adalah kunci untuk menjadi sukses dalam membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen. Dalam blog ini, kita akan membahas secara rinci tentang STP dan bagaimana pengaruhnya dalam membangun bisnis influencer yang sukses. Mari kita mulai dengan memahami apa itu STP dan mengapa hal tersebut penting bagi influencer.

Sebelum melanjutkan penjelasan Segmentation, Targeting, Positioning Dalam Influencer berikut link dari sesi 2


Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) adalah tiga konsep penting dalam pemasaran. Secara garis besar, STP dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Segmentasi: Memecah pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik dan kebutuhan yang sama.
  2. Targeting: Memilih kelompok-kelompok tertentu dari segmen pasar untuk dijadikan target pemasaran, berdasarkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, potensi pertumbuhan, dan keuntungan yang dihasilkan.
  3. Positioning: Membangun citra merek atau produk dalam benak konsumen, sehingga dapat membedakan diri dari pesaing dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dalam STP, perusahaan melakukan segmentasi pasar untuk memahami pasar mereka dengan lebih baik, memilih target pasar yang paling menarik dan strategis, dan mengembangkan posisi merek yang kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang diinginkan. STP adalah salah satu pendekatan strategis yang membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan konsumen.

 


Segmentasi pasar merupakan proses untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih terfokus berdasarkan karakteristik, kebutuhan, dan perilaku konsumen. Dalam bisnis influencer, segmentasi pasar menjadi sangat penting karena dapat membantu para influencer memahami lebih baik siapa target pasar mereka dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Berikut adalah beberapa ide segmentasi pasar untuk bisnis influencer:

  1. Berdasarkan demografi: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, dan lokasi geografis. Misalnya, para influencer dapat memilih untuk fokus pada konsumen wanita usia 18-24 tahun yang tinggal di kota-kota besar.
  2. Berdasarkan minat: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan minat dan hobi konsumen. Misalnya, influencer yang fokus pada perjalanan dan gaya hidup dapat memilih untuk menargetkan konsumen yang memiliki minat yang sama.
  3. Berdasarkan perilaku: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan perilaku konsumen seperti kebiasaan belanja online atau offline, frekuensi belanja, atau jenis produk yang dibeli. Misalnya, influencer yang fokus pada produk kecantikan dapat menargetkan konsumen yang aktif mencari produk kecantikan baru dan berganti-ganti merek.
  4. Berdasarkan nilai: Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan nilai yang dianut konsumen, seperti lingkungan atau sosial. Misalnya, influencer yang fokus pada lingkungan dapat menargetkan konsumen yang peduli dengan isu lingkungan dan membeli produk yang ramah lingkungan.

Dalam bisnis influencer, memahami dan memilih segmen pasar yang tepat sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam membangun koneksi dengan audiens dan mempromosikan merek atau produk. Setelah melakukan segmentasi pasar, influencer dapat memilih target pasar yang paling menarik dan strategis untuk dijadikan fokus pemasaran mereka dan mengembangkan posisi merek yang kuat dan unik untuk mencapai target pasar yang diinginkan.

 

Setelah melakukan segmentasi pasar, selanjutnya adalah menentukan target pasar atau kelompok konsumen yang akan dijadikan fokus pemasaran. Dalam bisnis influencer, targeting sangat penting karena akan memastikan bahwa konten yang dibuat dapat menarik minat dan relevan bagi konsumen yang diinginkan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

Berikut adalah beberapa ide targeting untuk bisnis influencer:

  1. Menargetkan kelompok konsumen yang memiliki minat dan kebutuhan yang sesuai dengan niche atau topik tertentu yang dikuasai influencer.
  2. Menargetkan kelompok konsumen dengan karakteristik demografis atau geografis yang spesifik seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, lokasi geografis, dan lain sebagainya.
  3. Menargetkan kelompok konsumen yang sudah mengenal dan memiliki hubungan yang baik dengan influencer, misalnya para pengikut atau subscribers.
  4. Menargetkan kelompok konsumen yang aktif di media sosial dan sering berinteraksi dengan influencer, seperti mereka yang sering meninggalkan komentar atau like pada konten yang dibuat.
  5. Menargetkan kelompok konsumen yang sudah menggunakan atau tertarik pada produk atau merek tertentu yang dipromosikan oleh influencer.

Dalam menentukan target pasar, penting untuk memastikan bahwa target pasar yang dipilih sesuai dengan niche dan karakteristik influencer. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan potensi pasar yang ada, sehingga dapat memaksimalkan potensi penghasilan dan efektivitas promosi. Setelah menentukan target pasar, influencer dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.

 

selanjutnya adalah menentukan positioning atau posisi yang ingin dicapai oleh influencer dalam pikiran konsumen. Positioning dalam bisnis influencer adalah upaya untuk memposisikan diri sebagai sumber informasi, pemikir, atau pengambil keputusan dalam topik tertentu yang dianggap penting oleh target pasar.

Berikut adalah beberapa ide positioning untuk bisnis influencer:

  1. Menjadi ahli di bidang tertentu, sehingga konsumen akan menganggap influencer sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya.
  2. Menjadi inspirator atau role model bagi konsumen, sehingga mereka merasa terdorong untuk mengikuti gaya hidup atau membeli produk yang direkomendasikan oleh influencer.
  3. Menjadi kreator atau produsen konten yang kreatif dan inovatif, sehingga konsumen akan menganggap influencer sebagai sumber informasi yang menarik dan menghibur.
  4. Menjadi penghubung atau jembatan antara merek atau produk dengan konsumen, sehingga konsumen merasa lebih dekat dengan merek atau produk yang dipromosikan oleh influencer.
  5. Menjadi advokat atau pembela suatu isu atau nilai tertentu yang dianggap penting oleh konsumen, sehingga mereka merasa terlibat dan mempercayai influencer sebagai pemimpin dalam isu tersebut.

Dalam menentukan positioning, penting untuk mempertimbangkan niche dan karakteristik influencer, serta nilai dan kebutuhan target pasar. Influencer dapat mengembangkan konten yang konsisten dengan positioning yang dipilih, sehingga dapat membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen.


       Dengan menerapkan STP dengan baik, influencer dapat membangun citra dan reputasi yang kuat dalam pikiran konsumen. Influencer dapat membangun hubungan yang erat dengan pengikutnya dan menginspirasi mereka untuk mengadopsi gaya hidup atau membeli produk yang direkomendasikan oleh influencer. Sebagai hasilnya, bisnis influencer dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi influencer dan merek yang bekerja sama dengan mereka. Namun, perlu diingat bahwa STP bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan bisnis influencer. Influencer juga harus terus mengembangkan konten yang menarik dan relevan, serta membangun relasi yang baik dengan merek dan pengikut mereka. Dengan begitu, bisnis influencer dapat terus berkembang dan sukses di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemasaran Digital

Digital marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan platform dan kanal digital untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek. Hal...